a

Pandemi COVID-19 membawa hampir semua negara pada pertumbuhan ekonomi yang negatif, termasuk Indonesia. Setelah mengalami masa keterpurukan yang cukup panjang, pada tahun 2021, kondisi ekonomi menunjukkan perbaikan. Perekonomian Indonesia tahun 2021 kembali tumbuh positif 3.69% setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 2.1% (2020). Optimisme pandemi berubah menjadi endemi, menjadikan perekonomian Indonesia pada tahun 2022 menjadi cukup prospektif. Presidensi G20 Indonesia juga menjadi faktor pengganda optimisme recovery perekonomian Indonesia.

Namun, optimisme tersebut dibayangi oleh adanya dampak invasi Rusia ke Ukraina yang dapat mengakibatkan perbaikan ekonomi lebih rendah dari perkiraan awal. Rusia merupakan penyedia minyak bumi dan gas utama bagi kawasan European Union (EU), sehingga konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina mengakibatkan kenaikan harga pada beberapa komoditas utama. Meskipun demikian, secara umum Rusia dan Ukraina bukan merupakan mitra dagang utama Indonesia sehingga diperkirakan konflik Rusia-Ukraina mungkin akan berdampak secara tidak langsung pada perekonomian Indonesia baik secara nasional/umum dan sektoral.

Menanggapi kekhawatiran terhadap dampak tersebut pada perekonomian Indonesia, DEFINIT sebagai sebuah lembaga yang berpengalaman dalam memberikan early warning system, secara aktif terlibat dalam melakukan asesmen secara umum dan melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia melalui penyusunan model pertumbuhan ekonomi sektoral maupun pengeluaran. Linear dengan upaya tersebut, DEFINIT memiliki keahlian dalam melakukan analisis data menggunakan data makro maupun mikro.

Hasil asesmen yang dihasilkan pada proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar untuk mempertimbangkan kebijakan-kebijakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan menjadi pembaruan kondisi perekonomian Indonesia yang akan disampaikan dalam Buku Outlook Perekonomian yang diterbitkan secara berkala oleh Kemenko Bidang Perekonomian.