a

Upaya peningkatan literasi keuangan pada awalnya dilakukan di negara maju. Namun saat ini, negara-negara berkembang juga telah mulai memfokuskan kebijakan pada peningkatan literasi keuangan dan penyediaan akses keuangan yang lebih luas bagi masyarakat. Salah satu penyebab hal tersebut adalah semakin meningkatnya kesadaran bahwa pemahaman keuangan yang rendah akan memiliki implikasi tidak hanya terhadap individu, namun juga terhadap perekonomian secara keseluruhan. Peningkatan literasi keuangan akan mendorong terwujudnya sistem keuangan yang lebih stabil dan mendorong perilaku yang lebih berhati-hati (prudent) sehingga mengurangi kerentanan keuangan.

Di Indonesia pada beberapa tahun terakhir terdapat peningkatan yang signifikan dalam hal perkembangan produk keuangan kompleks di Indonesia. Namun, utilitas produk keuangan tersebut masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya akses masyarakat ke bank, rendahnya penggunaan produk keuangan dan terbatasnya partisipasi masyarakat dalam pasar modal. Survei Literasi Keuangan yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2013 menyimpulkan bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tergolong rendah. Dari sisi pengetahuan akan produk-produk keuangan, pemahaman sebagian masyarakat Indonesia juga masih relatif terbatas.

Upaya peningkatan akses masyarakat terhadap lembaga keuangan formal dan penggunaan produk dan jasa keuangan formal melalui upaya peningkatan literasi keuangan telah menjadi fokus kebijakan di berbagai negara. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya peningkatan tersebut, berbagai negara juga secara reguler melakukan survei untuk mengetahui tingkat literasi keuangan. Untuk Indonesia, survei ini dilakukan oleh OJK melalui Survei Literasi Keuangan yang memberikan informasi bagi penyiapan Blueprint Strategi Nasional Literasi Keuangan. Informasi yang diperoleh dari survei ini selanjutnya digunakan untuk mendesain kebijakan yang efektif dalam meningkatkan akses keuangan dan penggunaan produk-produk keuangan secara lebih luas.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari Survei Literasi Keuangan dalam hubungannya dengan utilitas keuangan dan literasi keuangan, DEFINIT ditunjuk oleh OJK untuk melakukan analisis lanjutan terhadap Survei Literasi Keuangan 2013. Analisis dalam studi ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hubungan antara utilitas keuangan dan literasi keuangan. Melalui studi ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai pola utilitas keuangan masyarakat dan kebutuhan riil masyakarat akan produk keuangan yang dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan terkait inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.